Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural (bag. 1)
A.
Pengertian
Kelompok Sosial
Sebagai makhluk
sosial, manusia berusaha untuk hidup bersama. Perkembangan hidup manusia akan
mendorong kuat tiap-tiap individu untuk melakukan interaksi sosial. Interaksi
social ini akhirnya membentuk
kelompok-kelompok sosial. Gejala pembentukan kelompok sosial ini sangat menarik untuk dikaji. Ada kecenderungan pembentukan kelompok atas dasar tertentu seperti tujuan, hubungan sosial, sifat, dan sebagainya..Jadi, apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial itu sendiri? Berikut merupakan beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli:
kelompok-kelompok sosial. Gejala pembentukan kelompok sosial ini sangat menarik untuk dikaji. Ada kecenderungan pembentukan kelompok atas dasar tertentu seperti tujuan, hubungan sosial, sifat, dan sebagainya..Jadi, apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial itu sendiri? Berikut merupakan beberapa pengertian kelompok sosial menurut para ahli:
1. Menurut
Robert K. Merton (Dalam Kamanto Sunarto, 131 ; 2000),
kelompoksosial merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan.
2. Menurut
Bierstedt (Dalam Kamanto Sunarto, 130 ; 2000),
Kelompok sosial
adalah kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis,
berhubungan
satu dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam kelompok sosial terdapat anggota kelompok yang saling berinteraksi dan
memiliki kesadaran dalam satu ikatan. Tidak semua orang yang berkumpul
merupakan kelompok sosial. Mungkin saja berkumpulnya orang tersebut karena
adanya rangsang tertentu dan bukan atas kesadaran jenis. Contohnya orang-orang
yang sedang membeli karcis kereta api, orang yang sedang naik bis,
orang yang sedang menonton sepak bola, dan sebagainya. Mereka
sebenarnya juga merupakan kelompok, tetapi bersifat semu, dan tidak permanen.
B.
Tipe-Tipe
Kelompok Sosial
Dalam suatu
masyarakat pastilah terdapat berbagai ragam jenis dan corak kelompok sosial,
terlebih lagi dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia. Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang tersusun atas kemajemukan-kemajemukan
dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keadaan geografis,
kepentingan-kepentingan masyarakatnya, suku bangsanya, sampai pada ras
manusianya. Berbagai tipe kelompok social dalam masyarakat dapat diklasifikasikan
ke dalam tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kelompok
Sosial menurut Proses Terbentuknya
Menurut proses
terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi:
a. Kelompok
semu
Kelompok
semu merupakan kelompok orang-orang yang bersifat sementara. Kelompok sosial
ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis, atau aturan. Biasanya
kelompok semu ini terjadi secara spontan atau tiba-tiba. Sebagai contoh yang
mungkin sering Anda lihat yaitu berkumpulnya orangorang ketika terjadi
peristiwa tabrakan. Orang-orang yang berkumpul tadi tidak ada yang
memerintahkan untuk berkumpul. Mereka juga tidak memiliki aturan, bukan atas
dasar kesadaran perasaan yang sama, dan juga mereka tidak mempunyai ikatan
antara satu dengan lainnya. Ketika proses evakuasi tabrakan tersebut telah
selesai, maka satu per satu orang meninggalkan tempat
tersebut.
Akhirnya tempat tersebut kembali sepi. Hal ini berarti kelompok tersebut adalah
semu dan bersifat sementara. Adapun ciri-ciri kelompok semu adalah:
1)
tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,
2)
tidak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,
3)
tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama
(langgeng),
4)
tidak ada kesadaran kelompok, dan
5) kehadirannya
bersifat sementara.
Atas dasar
ciri-cirinya tersebut, maka kelompok semu ini juga dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
1)
Kerumunan (crowd)
Kerumunan
merupakan berkumpulnya orang-orang pada saat tertentu secara cepat tanpa ada
ikatan organisasi. Himpunan manusia yang termasuk kerumunan, yaitu:
a) Penonton pasif (formal audience)
Penonton pasif (formal audience), yaitu kerumunan yang
mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama erat dan mempunyai sifat pasif.
Pada kelompok sosial ini interaksi sosialnya sangat dibatasi bahkan dihindari.
Masing-masing individu mempunyai perhatian tertentu yang tidak ingin
diganggu.Contohnya penonton di dalam gedung lm
dan pendengar khotbah.
Khotbah
adalah bagian dari suatu peristiwa ibadah. Dalam khotbah terjadi komunikasi
searah yaitu orang yang berkhotbah kepada para pendengar. Suasana khotbah
diharapkan khidmat dan tertib sehingga pendengar khotbah dilarang berbicara.
Mereka harus mendegarkan, dan jika terjadi suara atau pembicaraan akan ditegur
oleh orang di sebelahnya. Pendengar khotbah
sangat pasif
karena hanya mendengarkan materi dari peristiwa tersebut.
b) Kelompok ekspresif (planned expressive group)
Kelompok
ekspresif (planned expressive group), yaitu kerumunan yang mementingkan tujuan
dari pada pusat perhatian. Orang-orang berkumpul dengan tujuan yang sama tanpa
memandang apa yang menarik perhatian mereka. Contohnya orang yang berkumpul di
pantai untuk berekreasi, orang yang sedang pesta, dan sebagainya. Turis yang
berada di pantai untuk menikmati pemandangan pada saat liburan datang dari
berbagai kelompok sosial dengan tujuan yang sama. Mereka bertujuan untuk
berlibur dan memilih daerah pantai sebagai tempat berlibur. Pusat perhatian
mereka mungkin saja berbeda-beda seperti ada yang sedang memperhatikan ombak,
ada yang memperhatikan tiupan angin, dan sebagainya.
c)
Kelompok saling tidak senang (inconvinient causal crowds)
Kelompok saling
tidak senang (inconvinient causal crowds), yaitu kerumunan sementara
yang tidak menyukai kehadiran orang lain sebab dapat menghambatnya untuk
mencapai tujuan. Contohnya orang yang sedang antri karcis. Orang tersebut agak
kurang senang bila ada orang lain karena kehadiran orang lain tersebut dapat
menghambatnya mencapai tujuan. Setiap orang yang mengantri karcis akan
mempunyai harapan untuk segera mendapatkan karcis. Semakin banyak orang
berantri, maka semakin kecil peluang untuk memperoleh karcis. Oleh karena itu,
orang lain dianggap sebagai penghambat untuk mencapai tujuan. Tetapi perlu
diingat bahwa budaya mengantri adalah budaya yang baik dan perlu dikembangkan.
Sudahkah Anda membudayakan tertib antri?
d)
Kerumunan panik (panic causal crowds)
Kerumunan panik
(panic causal crowds), yaitu kerumunan orang yang dalam keadaan panik
untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Contohnya ketika sedang terjadi gempa
semua orang berkumpul di depan rumah.
e)
Kerumunan emosional (acting lawless crowds)
Kerumunan
emosional (acting lawless crowds), yaitu kerumunan yang menggunakan
kekuatan fisik untuk melawan norma-norma pergaulan hidup yang bersangkutan,
contohnya pengeroyokan.
f)
Kerumunan tak bermoral (immoral lawless crowd)
Kerumunan tak
bermoral (immoral lawless crowd),yaitu kerumunan orang yang tindakannya
melawan norma pergaulan hidup dan tidak mempunyai tujuan yang jelas.
Contohnya kumpulan orang yang mabuk dan pecandu narkotika dan obat-obatan
terlarang.
2)
Massa (mass)
Massa mempunyai
kemiripan ciri dengan kerumunan tetapi proses terbentuknya agak berbeda. Pada
massa ada sebagian pembentukan yang disengaja dan ada sebagian yang terjadi
secara spontan. Contohnya adalah pengumpulan orang-orang di sebuah
lapangan/jalan untuk melakukan demonstrasi.
3)
Publik (public)
Terbentuknya
publik hampir sama dengan massa tetapi tidak dalam tempat yang sama. Publik
mempunyai anggota yang tersebar tanpa batas wilayah formal. Contohnya adalah
publik pendengar pidato presiden yang disiarkan oleh Radio. Para hadirin yang
datang pada pidato tersebut merupakan massa. Sedangkan seluruh pendengar radio
yang memperhatikan pidato adalah publik.
b. Kelompok
nyata
Kelompok
sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk tetapi ada satu ciri yang sama,
yaitu kehadirannya bersifat tetap. Hampir pada semua kelompok sosial yang
terjadi di masyarakat
merupakan
kelompok nyata. Adapun bentuk-bentuk kelompok nyata adalah:
1)
Kelompok
statistik (statistick group)
Kelompok
statistik merupakan kelompok dalam arti analitis saja. Ciri-ciri dari kelompok
ini adalah:
a) tidak
direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara spontan,
b) tidak
terorganisir dalam satu wadah tertentu,
c) tidak ada
interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama ,
d) tidak ada
kesadaran berkelompok, dan
e) kehadirannya
bersifat tetap.
Kelompok
statistik ini biasanya digunakan sebagai sarana penelitian. Agar penelitian
mudah dilakukan, maka masyarakat dikelompokkan sesuai dengan kepentingannya.
Contohnya kelompok laki-laki dan wanita, kelompok anakanak, kelompok pengusaha,
dan sebagainya.
2)
Kelompok
kemasyarakatan (societal group)
Kelompok
kemasyarakatan adalah kelompok yang di dalamnya terdapat persamaan kepentingan
pribadi diantara para anggotanya, tetapi kepentingan tersebut bukanlah
kepentingan bersama. Kelompok kemasyarakatan mempunyai ciri-ciri:
a) tidak
direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
b) kemungkinan
berkelompok dalam suatu wadah tertentu,
c) kemungkinan
ada interaksi, interelasi, dan komunikasi,
d) kemungkinan
terjadi kesadaran berkelompok, dan
e) kehadirannya
tetap.
Kelompok
kemasyarakatan dapat mempunyai wilayah yang tidak terbatas. Contohnya kelompok
yang memiliki kesamaan warna kulit, kelompok masyarakat suku Jawa, dan
sebagainya.
3)
Kelompok sosial
(social group)
Kelompok sosial
oleh para ahli sosiologi sering disebut kelompok masyarakat “khusus”. Sering
kali kelompok ini terjadi karena ikatan pekerjaan, usia, jenis kelamin, tempat
tinggal, dan sebagainya. Ciri-ciri kelompok social adalah:
a) tidak
direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
b) kemungkinan
berkelompok dalam suatu wadah tertentu,
c) ada
interaksi dan interelasi sehingga terjadi komunikasi,
d) ada
kesadaran berkelompok, dan
e) kehadirannya
tetap.
Kelompok sosial
agak berbeda dengan kelompok terdahulu karena di antara para anggotanya sudah
terjadi interaksi dan interelasi yang terus menerus sehingga terjadi
komunikasi. Contohnya kelompok teman bermain, tetangga, dan sebagainya.
4)
Kelompok
asosiasi (associational group)
Kelompok
asosiasi mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri kelompok asosiasi adalah:
a) terjadi
karena sengaja direncanakan/dibuat,
b) terorganisir
dalam suatu wadah,
c) ada
interaksi, interalasi, dan komunikasi secara terus menerus,
d) kesadaran
berkelompok sangat kuat, dan
e) kehadirannya
bersifat tetap.
Kelompok
asosiasi paling mudah dikenali karena adanya wadah tertentu. Contohnya partai
politik, perkumpulan olah raga, dan sebagainya.
2.
KelompokSosial menurut Ikatannya
Kelompok sosial
ini didasarkan atas keeratan ikatan antaranggotanya. Ferdinand Tonies (Dalam
Soerjono Soekanto, 402 ; 2005) membagi kelompok ini menjadi 2 yaitu,
Gemeinschaft dan Gesellschaft. Kedua kelompok ini oleh Djojodiguno kemudian
dikenalkan dengan istilah Paguyuban dan Patembayan.
a.
Paguyuban
(gemeinschaft)
Paguyuban
adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotaanggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan
tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Kehidupan tersebut juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana
dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban
terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun
tetangga, dan lain sebagainya. Paguyuban pada dasarnya merupakan kelompok
sosial yang terjadi karena ikatan darah (garis keturunan) misalnya perkawinan,
kerabat, suku bangsa, dan sebagainya. Pada kelompok sosial ini, rasa
kebersamaan, solidaritas sosial, dan perasaan sangat kuat diantara anggotannya.
Contoh dari paguyuban yaitu perkumpulan keluarga Minang di Jakarta, Perkumpulan
Darah Martowikraman, dan sebagainya. Selain itu paguyuban juga dipengaruhi oleh
ikatan tempat (paguyuban yang terdiri dari orangorang yang berdekatan tempat
tinggal) dan paguyuban karena jiwa-pikiran. Paguyuban karena jiwa-pikiran
merupakan suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun
tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan
tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran, serta ideologi yang sama. Ikatan
dalam paguyuban semacam ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau
keturunan.
b.
Patembayan
(gesellschaft)
Patembayan
merupakan kelompok social yang terbentuk atas dasar kepentingan tertentu.
Seseorang akan menjadi anggota patembayan dengan memperhitungkan untung rugi.
Jadi, pada kelompok sosial ini masing-masing anggota menggunakan rasionya untuk
bergabung dalam kelompok. Bila anggota merasa sudah tidak perlu lagi terhadap
kelompok, maka ia dapat keluar dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, ikatan
antaranggotanya bersifat longgar. Contohnya perusahaan, Perkumpulan PKK, dan
sebagainya.
3.
Komunitas
Komunitas
merupakan kelompok sosial yang dibatasi oleh wilayah geografis yang jelas.
Komunitas ini sering dinamakan dengan istilah masyarakat setempat. Dasar dalam
suatu komunitas yaitu batas wilayah dan kesadaran berkelompok. Contohnya RT,
RW, Kelurahan, SMA Y, dan sebagainya.
Adapun
unsur-unsur perasaan yang terdapat dalam komunitas adalah:
a. Seperasaan, unsur seperasaan ini sebagai akibat seseorang yang
berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang yang
berada dalam kelompok tersebut.
b. Sepenanggungan, setiap individu sadar akan perannya dalam
kelompok dan keadaan masyarakat atau kelompoknya sendiri.
c. Saling memerlukan, individu yang tergabung dalam masyarakat
setempat merasakan dirinya tergantung pada komunitasnya yang meliputi kebutuhan
fisik maupun psikologis.
Dalam
mengadakan klasifikasi masyarakat setempat (komunitas), dapat digunakan 4
(empat) kriteria yang saling berkaitan, yaitu:
a. jumlah
penduduk,
b. luas, kekayaan,
dan kepadatan penduduk,
c.
fungsi-fungsi khusus anggota komunitas terhadap seluruh masyarakat atau
komunitas, dan
d. organisasi
masyarakat setempat atau komunitas yang bersangkutan.
4.
Organisasi
Sosial
Kelompok sosial
yang paling jelas keberadaannya adalah asosiasi. Kelompok asosiasi ini
mempunyai struktur yang jelas dan memiliki kesadaran kelompok yang kuat, tetapi
ikatan kelompoknya relatif longgar. Semakin berkembang tingkat kehidupan
masyarakat, maka
semakin
berkembang pula ragam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka
dibuatlah
wadah-wadah yang dapat mengorganisir anggota kelompok. Oleh karena itu,
perkembangan kelompok asosiasi menjadi organisasi social semakin nyata.
Organisasi merupakan kesatuan orang-orang dengan struktur dan pembagian kerja
yang jelas. Jadi, pengertian organisasi social adalah kesatuan orang-orang
dengan struktur dan pembagian kerja yang jelas sebagai akibat hubungan sosial
yang terjadi di dalam masyarakat.
a. Ciri-ciri
organisasi sosial
Organisasi
sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Memiliki keanggotaan yang bersifat formal.
Artinya, untuk menjadi anggota organisasi tersebut harus melalui
seleksi yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam organisasi sosial ada ikatan
formal pada anggota untuk mematuhi aturan yang ditetapkan organisasi.
2) Status dan peran dari masing-masing anggota sesuai dengan
struktur organisasi sehingga jelas. Anggota memainkan perannya sesuai dengan
status yang dimilikinya.
3)
Rumusan organisasi jelas. Tujuan yang telah ditetapkan organisasi sudah jelas
dan
dijunjung tinggi oleh seluruh anggota. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh anggota tidak boleh menyimpang dari tujuan organisasi. Visi dan
misi organisasi telah dipahami oleh seluruh anggota.
4) Memiliki identitas yang jelas. Identitas merupakan suatu simbol
yang menunjukkan organisasi. Biasanya identitas menjadi suatu kebanggaan para
anggota. Identitas mencakup tujuan dan informasi tentang organisasi yang
bersifat kolektif. Identitas ini dapat berupa kartu anggota, logo, bendera, dan
sebagainya.
Dalam
sebuah organisasi sosial, faktor keanggotaan sangat penting karena dapat
menunjukkan status dan peran masing-masing anggota. Mengapa keanggotaan
organisasi begitu penting? Karena dengan keanggotaan yang jelas dapat
ditetapkan pula pembagian kerja yang lebih jelas dan rinci. Misalnya tugas hak
dan kewajiban sebagai ketua organisasi, sekretaris, bendahara, seksi, dan
sebagainya akan berbeda dengan tugas, hak, dan
kewajiban
anggota biasa.
Beberapa aspek
yang berhubungan erat dengan keanggotaan organisasi ( Huky) yaitu:
1) Keanggotaan
diperoleh melalui suatu syarat dengan kualifikasi
tertentu. Seseorang baru dapat diterima sebagai anggota apabila telah memenuhi syarat
tersebut.
2) Seorang
anggota mempunyai hak dan kewajiban yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
seorang anggota akan dituntut untuk melaksanakan kewajibannya.
3) Keanggotaan
seseorang dalam organisasi karena adanya dorongan minat terhadap tujuan
organisasi tersebut. Dalam organisasi, anggota dapat mengembangkan dan
menyalurkan keinginannya.
4) Program
kerja disesuaikan dengan tujuan organisasi tersebut. Organisasi social akan
membuat program kerja yang bertujuan untuk memberikan layanan sosial dan
kepuasan sosial. Misalnya organisasi ekonomi (perusahaan) akan membuat program
kerja untuk mencapai keuntungan maksimal.
5) Keanggotaan
organisasi pada umumnya tercatat dengan daftar keanggotaan. Hal ini akan sangat
memudahkan untuk mengatur jalannya organisasi.
6) Organisasi
mempunyai sifat relatif langgeng sesuai dengan keberadaan organisasi itu.
Walaupun sifatnya langgeng tetapi keanggotaannya memiliki ikatan yang relatif
longgar, artinya ketika seorang anggota sudah tidak cocok bergabung dengan
organisasi, maka ia dapat keluar dari organisasi tersebut.
b. Tata
hubungan dalam organisasi sosial
Dalam sebuah
organisasi, antaranggota terjadi hubungan sosial. Hubungan ini sangat penting
untuk melaksanakan jalannya organisasi. Sistem manajemen yang handal dalam
organisasi berhubungan erat dengan tata hubungan struktur organisasi. Tata
hubungan tersebut agar dapat berlangsung dengan baik dibutuhkan syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial, yang dapat
diterima oleh anggota kelompok.
2)
Adanya pola tingkah laku yang standar dan menjadi pedoman tingkah laku anggota.
3)
Ada otoritas atau kekuasaan yang dapat memaksa tata hubungan sosial anggota.
4) Ada pengaturan dan penyusunan individuindividu dalam kelompok
dan lapisan social tertentu untuk memudahkan koordinasi.
5) Anggota-anggota yang berada pada berbagai bidang dapat
bekerjasama secara harmonis dan nyaman (favourable).
c. Tipe-tipe
organisasi sosial
Organisasi
sosial dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1)
Organisasi
formal
Organisasi
formal mempunyai pembatasan kewenangan dan tanggung jawab serta sistem kerja
yang jelas dan tegas. Tujuan organisasi formal adalah untuk mencapai ketentuan
resmi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk mencapi tujuan tersebut
diperlukan kedisiplinan dari para anggotanya. Hubungan kerja para anggotanya
diatur secara formal dalam batas kewenangan yang jelas dan tegas. Pemimpin
organisasi mempunyai kewenangan untuk menerapkan peraturan organisasi sesuai
dengan status/kedudukannya. Contoh organisasi formal yaitu kelurahan,
perusahaan, koperasi, dan sebagainya.
Ciri-ciri
organisasi formal, yaitu:
a)
pola komunitas relatif mapan,
b)
disiplin kerja diatur secara formal,
c)
pengorganisasian jelas,
d)
ada keahlian tertentu, dan
e)
tujuan organisasi jelas.
2) Organisasi
informal
Organisasi
informal tidak memiliki struktur kerja yang didasarkan atas ketentuan resmi.
Organisasi informal dalam mencapai tujuannya didasarkan atas hubungan pribadi
antaranggotanya. Jalannya roda organisasi informal ditentukan oleh kesadaran
anggotanya yang tidak terpengaruh oleh jabatan struktural. Organisasi ini dapat
dilakukan di mana saja tanpa perlu tempat khusus yang resmi (tidak memerlukan
kantor).
Ciri-ciri
organisasi informal, yaitu:
a)
hubungan sosial bersifat informal,
b)
jumlah anggotanya relatif kecil,
c)
pembentukan organisasi atas dasar kepentingan bersama,
d) disiplin kerja didasarkan atas kesadaran pribadi bukan pada
aturan yang memaksa,
e)
adanya kegemaran anggota yang relatif sama di luar organisasi.
Contoh organisasi informal yaitu Kelompok Rukun Tani, paguyuban kesenian
daerah, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment